Wujud Komitmen Ngalup.co Terhadap SDGs


Kota Malang - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak 22,97 juta orang, atau sekitar 8,5 persen dari total populasi.

Berdasarkan data tersebut, jumlah pekerja disabilitas masih sangat rendah, hanya mencapai 763.925 orang atau 0,55 persen dari total tenaga kerja nasional. Sedangkan, jumlah penyandang disabilitas yang memiliki usaha, berada di angka 52,65 persen.

Di sisi lain, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Dikdasmen, Baharudin sempat melakukan survei bahwa pengetahuan masyarakat tentang pendidikan inklusi termasuk soal disabilitas masih rendah. Survei membuktikan pengetahuan masyarakat masih di angka 52 persen.

Hal tersebut yang melatarbelakangi Bangun Bangsa untuk mengadakan program inkubasi bisnis bagi penyandang disabilitas. Kegiatan bertajuk ‘Empower Academy’ ini berkolaborasi dengan Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co) dan didukung oleh Komunitas Lingkar Sosial (Linksos) dan Malang Creative Center (MCC).

“Program ini diikuti oleh 25 penyandang disabilitas Malang Raya, yang memberikan pendampingan dan membantu para disabilitas untuk mendirikan bisnis selama delapan bulan,” papar Project Leader Empower Academy, Andina ParamithaParamitha," Selasa (25/3). 

Perempuan yang juga menjabat sebagai CEO Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co) itu menjelaskan, pendampingan bisnis itu diberikan mulai dari memberikan mentoring dari segi ide bisnis, hingga membantu pembuatan sederet kebutuhan aset berbisnis. 

“Mulai dari logo, katalog, foto video, microsite, google my business sampai pada kebutuhan legalitas dan izin usaha. Kami membantu mereka membuat marketing kit. Sehingga, setelah lulus program, mereka bisa langsung tancap gas jualan,” papat Andien.

Baca Juga
Selain itu, melalui program ini, dengan tagline #BerdayaBerkarya, penyandang disabilitas diharapkan mampu menjalankan bisnis dengan baik dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian karena mereka harus bisa mandiri secara finansial. 

“Serta, diharapkan, segala bentuk pendampingan bisnis yang telah diberikan bisa menjadi semangat baru bagi penyandang disabilitas untuk menjalankan bisnisnya agar tak dipandang sebelah mata,” lanjut dia.

Adapun produk disabilitas yang sudah ada saat ini antara lain adalah keset, kue kering, batik ciprat, kopi, miller, telur asin, susu kedelai dan masih banyak lagi. Adapun, peserta Empower Academy juga berasal dari disabilitas yang beragam. Seperti netra, tuli, daksa, dan lainnya.

“Kami berharap, melalui kegiatan ini, teman-teman disabilitas bisa meningkatkan keterampilan bisnis. Sehingga penyandang disabilitas dapat memberikan kontribusi yang unik, yang tidak hanya bermanfaat bagi organisasi tetapi juga bagi perkembangan sosial dan teknologi secara keseluruhan,” kata dia.

Lebih lanjut, Andien menyebut, program ini juga merupakan salah satu wujud komitmen Ngalup.co untuk memberikan dampak nyata dan positif di bidang Sustainable Development Goals (SDGs).

“Hal ini seiring sejalan dengan visi misi Ngalup.co, yakni memberdayakan para pembawa perubahan dengan menyediakan pengembangan keterampilan praktis untuk kolaborasi yang berdampak dan berkelanjutan melalui pengalaman keramahan yang luar biasa,” kata Andien.(asa) 

Tentang Ngalup Collaborative Network
Ngalup Coworking Space merupakan bagian dari Beon Intermedia yang saat ini bertransformasi menjadi Ngalup Collaborative Network, adalah wadah bagi para talent, stakeholders, dan berbagai lini bisnis untuk kolaborasi dan berjejaring. Kami menyadari kebutuhan akan perubahan dan tantangan zaman yang semakin berkembang, menjadikan Ngalup tidak hanya sebagai tempat melainkan fasilitator dan menyediakan kelas khusus untuk scale up skill.

Post a Comment

0 Comments