Kota Malang - Selama November 2024 atau month to month (mtm) kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,24 persen. Inflasi year on year (yoy) 1,22 persen, dan year to date (ytd) 0,89 persen. Inflasi mtm tertinggi diraih kabupaten Bojonegoro yaitu sebesar 0,46 persen sedangkan terendah diduduki kabupaten Banyuwangi yaitu 0,11 persen.
Hal itu yang disampaikan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kota Malang, Umar Sjaifudin, saat rilis inflasi di kantornya, Senin (2/12). Menurutnya, kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap inflasi November atau mtm yaitu sebesar 0,17 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan menyumbang inflasi mtm, kata Umar, bawang merah mempunyai andil 0,11 persen, emas perhiasan 0,05 persen, daging ayam ras 0,05 persen, tomat 0,03 persen. Minyak goreng 0,01persen, labu siam 0,01 persen, kangkung 0,01 dan bawang putih 0,01 persen.
"Kondisi tersebut dikarenakan panen tomat dan bawang merah telah berkurang sehingga pasokan dari kedua komoditas tersebut mulai berkurang di masyarakat. Berikutnya, minyak goreng curah menjadi faktor utama yang memicu kenaikan harga komoditas minyak goreng," urainya.
Selain itu, lanjut Umar, PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) umum. Pada 1 Oktober harga Pertamax Dex Rp 13.150/liter, dan pada 1 November menjadi Rp 13.440/liter.
Penyesuaian harga berupa kenaikan harga BBM non subsidi yang berlaku mulai awal November 2024. Detailnya, BBM DexLite pada 1 Oktober dijual Rp 12.700/liter, dan mulai 1 November dijual Rp 13.050/liter. Pertamax Turbo pada periode yang sama dari harga Rp 13.250/liter menjadi Rp 13.500/liter.
"Harga emas di Indonesia juga mengikuti tren kenaikan harga emas dunia. Di Indonesia harga emas antam sudah berada pada kisaran Rp 1,5 juta/gram," sambung Umar.
Lebih jauh dia mengatakan, penyumbang utana inflasi yoy pada november 2024 yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,45 persen. Komoditas yang memberi andil besar adalah emas perhiasan, bawang merah, bawang putih dan kopli bubuk.
Disisi lain, kata Umar, beberapa bahan pangan mengalami deflasi. Pada bulan November harga rata-rata beras turun sebesar 0,65 persen dibandingkan harga bulan Oktober. Beras memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen. "Penyebab turunnya harga beras diantaranya adalah ketersediaan stok yang mencukupi di pasar," jelasnya.
"Untuk cabe rawit pada bulan November juga mengalami penurunan 11,08 persen jika dibanding bulan sebelumnya. Penyebab penurunan harga ini jjuga karena stok di pasaran yang mencukupi," pungkas Umar.asa
0 Comments