Kab. Pasuruan - Dari sejumlah kelompok tani yang menjadi binaan Bank Indonesia Malang yang mengembangkan kopi, kelompok tani organik Sumber Makmur Zbadi (Sumadi) di kecamatan Prigen kabupaten Pasuruan adalah yang sangat potensial.
Dari kopi Arabica yang ditanam di lahan kaki gunung Arjuno ini mempunyai rasa yang khas dan mampu menembus pasar ekspor.
Deputi kepala perwakilan Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo pada Sabtu malam 14 Desember mengatakan bahwa pihaknya memberi pembinaan sejak 2018. Berbagai bantuan dan fasilitasi terus digelontorkan, seperti peralatan memproses kopi, green house, pelatihan dan pendampingan hingga mempertemukan dengan calon pembeli.
Atas keuletan dan konsistensi petani dalam menjaga rasa serra kualitas kopi, kelompok tani ini kata Dedy, kopi Arabica Sumadi tersebut dapat menembus pasar ekspor. Seperti ke Korea Selatan, Swiss, China dan Perancis. "Untuk satu kali musim atau setiap tahun permintaan ke beberapa negara tersebut antara 10-2 ton.
"Pembinaan ini sudah cukup lama dan yang kami terakhir lakukan adalah untuk menyasar pasar ekspor. Dan salah satu yang sudah kami lakukan yaitu memberi fasilitas green house untuk pengeringan," imbuh Dedy.
Jadi, kata dia, kalau di lereng gunung Arjuno ini cuacanya tidak menentu, sehingga kami bantu untuk fasilitasi pembuatan green house. Harapannya nanti proses untuk pengeringan biji kopinya menjadi lebih bagus.
Sementara itu, ketua kelompok tani organik Sumadi, Nurhidayat mengatakan bahwa lahan kebun kopi kelompoknya yang berada di 1.500 meter diatas permukaan laut di kaki gunung Arjuno ini seluas 54 hektar dan dikelola oleh 54 petani.
"Untuk 1 hektar lahan, setiap tahun para petani beromset Rp 200 juta, setelah melayani pasar luar negeri. Sedangkan kekhasan kopi ini, yang juga pada akhirnya diminati pasar luar negeri yaitu rasa gurihnya atau creamy yang sangat kuat, tidak terlalu asam dan tidak terlalu pahit," jelas pria paruh baya itu.
Ditambahkan Nurhidayat, di lahan yang dikelola tersebut adalah hasil dari kegiatan kelompok tani yang merehabilitasi lahan hutan. Dalam hal ini pihaknya menerapkan 3 prinsip, yaitu pengembangan ekonomi, keberlanjutan ekologi dan pengembangan sosial.
"Kemudian dalam menjaga keberlanjutan itu, kita melakukan budidaya kopi secara agroforesty. Yaitu pengembangan dengan sistem kombinasi tanaman perkebunan, kehutanan dan tanaman pertanian"," bebernya.
Pembinaan yang intensif juga dilakukan oleh Bank Indonesia Malang bagi kelompok tani kopi di 7 kabupaten/kota lain di wilayah kerjanya. Seperti di kota Batu dan Pasuruan, kota dan kabupaten Probolinggo serta di kabupaten Malang.
Pasalnya, kopi merupakan usaha yang menjanjikan dan peluang menembus pasar ekspor sangat besar. Karena rata-rata kualitas kopi Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur sangat baik.(asa)
0 Comments