Kota Malang - Sejak awal November, sejumlah pelaku usaha untuk kebutuhan pengantin di kota Malang mulai mendapat banyak pesanan. Seperti baju pengantin, kebaya dan termasuk tata rias. Tak jarang bahkan omset mereka naik hingga 100 persen.
Sebut saja misalnya Hany Sahara yang membuat dan menyewakan baju pengantin di jalan Kemirahan II no 3 kecamatan Blimbing. Saat ditemui pada Selasa (12/11) dia mengaku dalam satu minggu terakhir baju pengantin dan berbagai aksesorisnya banyak di pesan juga dari luar Malang.
Seperti dari Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Blitar. Pemesanan ini, kata dia, biasanya dilakukan 2-3 bulan menjelang hari pernikahan calon pengantin.
Setiap paket baju pengantin, kata perempuan berhijab itu, disewakan mulai harga Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta. Saat ini, Hany mengaku pesanannya meningkat sekitar 90 persen jika dibanding bulan Juni hingga Agustus lalu.
Untuk membuat sebuah baju pengantin, perempuan asal kabupaten Banyuwangi itu mengaku menggunakan berbagai bahan berkualitas dan butuh waktu sekitar satu bulan. Sehingga baju pengantin yang ia buat berbeda dengan pada umumnya.
"Kalau disini saya punya ciri khas khusus dari segi model kita pasti uptodate dan didesain sendiri sehingga pasti tidak ada yang menyamai dari luar. Terus untuk bahan yang kita gunakan kayak payetnya itu, payet yang berkualitas sehingga tidak luntur", terang Hany.
Apa yang dilakukan dan usaha yang dijalankan Hany tersebut mendapat apresiasi dari kepala Dinas Koperasi, Petindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) kota Malang, Eko Sri Yuliadi. Menurutnya, usaha baju pengantin tidak akan pernah mati karena selalu dibutuhkan.
"Hany salah satu pengusaha baju pengantin yang pernah mengikuti pelatihan yang kami adakan. Dia memang ulet dan dapat memaksimalkan kesempatan atau momen dimana serta kapan harus beraksi. Itu sangat baik dan bisa dicontoh para pelaku usaha lain," jelas Eko.(asa)
0 Comments