Durov, yang berusia 39 tahun, dicari berdasarkan surat perintah penangkapan Prancis karena kurangnya moderasi di Telegram, yang diduga digunakan untuk pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten pedofilia. Sejak surat perintah dikeluarkan, Durov jarang bepergian ke Prancis dan Eropa.
Menurut The Guardian, Durov bepergian dengan jet pribadinya dan ditangkap sekitar pukul 8 malam waktu setempat. Pengusaha kelahiran Rusia ini tinggal di Dubai dan memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab.
Durov, yang diperkirakan memiliki kekayaan sebesar $15,5 miliar menurut Forbes, meninggalkan Rusia pada 2014 setelah menolak menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK miliknya. Kedutaan Besar Rusia di Prancis telah mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi situasi ini.
Telegram, yang didirikan oleh Durov dan saudaranya Nikolai pada 2013, memiliki sekitar 900 juta pengguna aktif. Aplikasi ini menawarkan perpesanan terenkripsi dan saluran untuk menyebarkan informasi dengan cepat. Namun, kurangnya moderasi di Telegram telah menjadi fokus investigasi, dengan potensi aktivitas kriminal oleh pengguna.
Baik kepolisian Prancis, Kementerian Dalam Negeri, maupun Telegram belum memberikan komentar terkait penahanan ini. Telegram, yang sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet, diperkirakan akan mencapai hampir satu miliar pengguna dalam setahun. Aplikasi ini juga telah digunakan untuk aktivitas kriminal dan oleh aktivis sayap kanan yang memicu kerusuhan di Inggris.
Penahanan Durov diduga terkait dengan penggunaan Telegram untuk pencucian uang, perdagangan narkoba, atau penyebaran konten pelecehan seksual terhadap anak. Durov meninggalkan Rusia pada 2014 setelah kehilangan kendali atas VK dan menolak tuntutan pemerintah untuk menutup kelompok oposisi di platform tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya sedang mengklarifikasi apakah Durov telah ditangkap. Durov dinaturalisasi sebagai warga negara Prancis pada 2021 dan juga merupakan warga negara Uni Emirat Arab.
Komentator AS Tucker Carlson meyakini penahanan Durov terkait dengan penolakannya untuk “menyensor kebenaran”. Dalam wawancara pada April lalu, Durov menyatakan tekadnya untuk menjaga Telegram tetap netral dan bebas dari geopolitik.(rq)
0 Komentar