Semarang - Kematian seorang residen dokter Universitas Diponegoro di Semarang akibat dugaan perundungan menjadi sorotan nasional. Kementerian Kesehatan mengakui bahwa kasus ini hanyalah puncak dari masalah serius yang terjadi di lingkungan pendidikan kedokteran.
Korban, seorang perempuan berusia 30 tahun, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya pada 12 Agustus lalu diduga akibat overdosis obat penenang. Polisi tengah menyelidiki kasus ini, namun ditemukannya sebuah buku harian korban yang berisi dugaan perundungan selama menjalani program residensi anestesiologi di RSUD Dr. Kariadi Semarang menjadi titik terang.
Menanggapi kasus ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa budaya perundungan telah menjadi masalah serius di dunia kedokteran. Survei kesehatan menunjukkan bahwa banyak residen dokter mengalami pikiran-pikiran suididal. Ia pun meminta para senior untuk mengakhiri budaya senioritas yang bermasalah.
Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Sebagai langkah awal, program residensi anestesiologi di RSUD Dr. Kariadi sementara dihentikan. Universitas Diponegoro dan rumah sakit juga bertanggung jawab atas tragedi ini.
Selain itu, Kementerian Kesehatan telah melakukan survei terhadap 12.100 residen dokter di 28 rumah sakit pendidikan. Hasilnya menunjukkan bahwa satu dari lima residen mengalami depresi, dengan 0,6 persen mengalami depresi berat.
0 Comments