Kota Malang - Kota Malang memiliki Perusahaan Umum Daerah Tugu Aneka Usaha (Perumda TUNAS) sebagai salah satu instrumen utama dalam menggerakkan roda ekonomi daerah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, hingga saat ini, performa Perumda TUNAS masih belum optimal, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan daerah dirasa belum maksimal.
Terkait hal tersebut, anggota komisi B DPRD kota Malang, Indra Permana menyoroti pentingnya revitalisasi Perumda TUNAS agar mampu menjalankan berbagai kegiatan usaha dengan efektif dan efisien.
“Perumda TUNAS memiliki potensi besar untuk menjadi sumber utama peningkatan PAD. Namun, diperlukan inovasi, manajemen yang lebih profesional, dan fokus pada sektor-sektor strategis untuk mencapai hal tersebut,” ujarnya, Jumat (29/11).
Menghidupkan Rumah Potong Hewan dan Rumah Potong Ayam, kata dia, merupakan fasilitas yang memiliki peluang besar untuk mendukung kebutuhan masyarakat sekaligus menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi daerah.
“Kita bisa melihat model keberhasilan pengelolaan RPH dan RPA di kota-kota lain, seperti Surabaya dan Bandung, di mana fasilitas ini tidak hanya melayani masyarakat lokal, tetapi juga menghasilkan produk sampingan seperti pupuk organik dan pakan ternak,” jelas Indra.
Langkah nyata untuk optimalisasi RPH dan RPA, lanjut dia, bisa dilakukan dengan modernisasi fasilitas dengan melengkapi teknologi teknologi modern untuk memastikan kebersihan, efisiensi, dan kualitas produk. Seperti di Kota Surabaya yang telah menggunakan sistem pemotongan hewan otomatis yang lebih higienis dan mampu meningkatkan kapasitas produksi.
Berikutnya dengan diversifikasi produk, yakni selain menyediakan daging segar, RPH dan RPA dapat memproduksi produk sampingan seperti kulit, tulang, dan limbah organik yang diolah menjadi pupuk atau bahan baku industri.
Misalnya seperti di Bandung, limbah tulang hewan diolah menjadi bahan dasar kerajinan, sementara limbah organik diolah menjadi biogas dan pupuk kompos.
Kerja sama dengan UMKM, terang Indra, juga harus dimaksimalkan. RPH dan RPA dapat menjalin kemitraan dengan pelaku UMKM untuk distribusi daging dan produk olahan. "Kota Malang dapat membuat jaringan distribusi lokal seperti kios-kios daging di pasar tradisional maupun swalayan," bebernya.
Penerapan standar halal dan internasional, lanjut Indra, juga sangat penting. Dengan memenuhi standar halal dan sertifikasi internasional, produk dari RPH dan RPA dapat dijual ke pasar yang lebih luas, termasuk ekspor. Seperti RPH di Boyolali yang telah mengekspor daging sapi ke beberapa negara Timur Tengah berkat sertifikasi halal dan kebersihan yang terjaga.
Solusi lain untuk mengoptimalkan Perumda TUNAS yaitu :
1. Pemanfaatan Aset yang Belum Produktif
Memaksimalkan aset milik Perumda TUNAS yang belum dimanfaatkan secara optimal. Contoh konkret adalah pengelolaan lahan kosong yang dapat dijadikan pusat logistik atau gudang sewa bagi UMKM.
2. Pengembangan usaha pariwisata dan kuliner lokal
Kota Malang memiliki potensi pariwisata yang besar. Perumda TUNAS dapat mengelola pusat oleh-oleh khas Malang atau food court modern di kawasan wisata seperti Kayutangan dan Alun-Alun.
3. Digitalisasi Layanan dan Bisnis
Perumda TUNAS perlu mengembangkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Misalnya, aplikasi pemesanan daging dari RPH atau layanan sewa aset milik daerah.
4. Pengawasan dan Evaluasi yang Ketat
DPRD Kota Malang akan terus memantau dan mengevaluasi kinerja Perumda TUNAS secara berkala. Evaluasi ini penting untuk memastikan setiap langkah yang diambil memberikan dampak nyata bagi PAD.
Dengan berbagai langkah nyata dan solusi tersebut, wakil ketua fraksi PKS DPRD kota Malang itu optimistis Perumda TUNAS dapat bangkit dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi Kota Malang. “Perubahan ini bukan hanya untuk meningkatkan PAD, tetapi juga untuk menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tegasnya.
Dengan komitmen dari semua pihak, kata Indra, Perumda TUNAS diharapkan mampu menjadi penggerak utama ekonomi Kota Malang, sekaligus simbol keberhasilan pengelolaan aset daerah yang inovatif dan profesional.(asa)
0 Comments